Sabtu, 23 Maret 2013

PERILAKU KESEHATAN

Perilaku Kesehatan

A.    PENGERTIAN PERILAKU
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.
Jadi kesimpulannya perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skinner (1938) seorang akhli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua,yaitu :
1.      Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup, misalnya ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.
2.      Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya.
B.     PERILAKU KESEHATAN
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
1.      Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek :
a.       Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit
b.      Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c.       Perilaku gizi (makanan dan minnuman)
2.      Perilaku pencarian dan penggunaan sisitem atau fasilitas pelayanan kesehatan
Upaya seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.Dimulai dari pengobatan sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3.      Perilaku kesehatan lingkungan
Becker, 1979 membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan, diantaranya :
a.       Perilaku hidup sehat
Kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup :
1.      Menu seimbang
2.      Olahraga teratur
3.      Tidak merokok
4.      Tidak meminum-minuman keras dan narkoba
5.      Istirahat yang cukup
6.      Mengendalikan stress
7.      Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.
b.      Perilaku sakit
Respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dsb.
c.       Perilaku peran sakit
Perilaku ini mencakup :
1.      Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2.      Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
3.      Mengetahui hak, misalnya memperoleh perawatan.


C.     DOMAIN PERILAKU
Factor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan prilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1.      Faktor internal
Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan, yaitu :
a.       Kecerdasan
b.      Tingkat emosional
c.       Jenis kelamin
2.      Faktor eksternal
Lingkungan baik fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
Benyamin Bloom (1908), perilaku dibagi kedalam 3 dominan, yakni :
1.      Kognitif
2.      Afektif
3.      Psikomotor
Teori Bloom untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni :
1.      Pengetahuan
Domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, ialah :
a.       Proses adopsi perilaku
·         Awareness
·         Interest
·         Evaluation
·         Trial
·         Adoption
b.      Tingkatan pengetahuan
·         Tahu
·         Memahami
·         Aplikasi
·         Analisis
·         Sintesis
·         Evaluasi
2.      Sikap
Adalah respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Proses terbentuknya sikap dan reaksi, yaitu :
a.       Komponen pokok sikap
Menurut Allport (1954), ialah :
1. Kepercayaan ide, dan konsep terhadap suatu objek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak
b.      Berbagai tingkatan sifat
·         Menerima (receiving)
·         Merespon (responding)
·         Menghargai (valuing)
·         Bertanggungjawab (responsible)
c.       Praktek atau tindakan (practice)
Mempunyai beberapa tingkatan :
1. Persepsi (perception)
2. Respon terpimpin (guid response)
3. Mekanisme (mechanism)
4. Adopsi (adoption)
D.    PERUBAHAN  (ADOPSI) PERILAKU ATAU INDIKATORNYA
Proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relative lama. Teori perubahan ada 3 tahap :
1.      Pengetahuan
Dikelompokan menjadi :
a.       Pengetahuan tentang sakit dan penyakit
b.      Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan
c.       Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
2.      Sikap
Dikelompokan menjadi :
a.       Sikap terhadap sakit dan penyakit
b.      Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
c.       Sikap terhadap kesehatan lingkungan
3.      Praktek Dan Tindakan
Indikatornya yakni :
a.       Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit
b.      Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
c.       Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan
E.     ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU
Faktor sosio psikologi berasal dari individu itu sendiri (internal). Yaitu :
·         Susunan saraf pusat
·         Persepsi : pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan, penciuman.
·         Motivasi : dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
·         Emosi
F.      DETERMINAN DAN PERUBAHAN PERILAKU
Pada garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek , yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial
Asumsi determinan perilaku manusia adalah :
1.      Teori Lawrence Green
Kesehatan seseorang ditentukan oleh 2 faktor :
·         Faktor perilaku (behavior causes)
Perilaku terbentuk dari 3 faktor :
a.       Faktor predisposisi
Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai.
b.      Faktor pendukung
Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan misalnya, puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban.
c.       Faktor pendorong
Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
B = f (PF, EF, RF)
Keterangan :
B = behavior
PF = predisposing factor
EF = enebling factor
RF = reinforcing factor
f    = fungsi
Contoh :
1. Predispondind Factor
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya diposyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya.
2. Enebling factor
Karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas setempat mengimunusasi anaknya.
3.Reinforcing Factor
Para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain di sekitar tadak pernah mengimunisasi anaknya.
·         Faktor diluar perilaku (non behavior causes).
2.      Teori Snehandu B, Kar Kar
Perilaku itu merupakan fungsi dari :
a.       Niat seseorang sehubungan dengan kesehatan (behavior intention).
b.      Dukungan sosial dari masyarakat (social-support).
c.       Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessibility of information).
d.      Otonomi pribadi (personal autonomy).
e.       Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation)
Dapat dirumuskan sebagai berikut :
B = f (BI, SS, AL, PA, AS)
Keterangannya :
B = behavior
f  = fungsi
4BI = behavior intention
SS = social support
AI = accessibility of information
PA = personal autonomy
AS = action situation
Contoh :
·         Behavior intention
Seorang ibu yang tidak mau ikut KB, mungkin karena ia tidak ada minat dan niat terhadap KB
·         Social support
Karena tidak ada dukungan dari masyarakat sekitar
·         Accessibility of information
Tidak memperoleh informasi yang kuat tentang KB.
·         Personal autonomy
Ia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan misalnya harus tunduk kepada suaminya, mertuanya, atau orang lain yang ia segani
·         Action situation
Karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, misalnya alasan kesehatan.
3.      Teori WHO
Seseorang berprilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok, yaitu :
1.      Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu.
2.      Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain.
3.      Banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
4.      Nilai
Pemikiran dan perasaan di bentuk oleh :
·         Pengetahuan
Diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain.Contoh , seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya terkena api.
·         Kepercayaan
Berdasarkan keyakinan tanpa pembuktian terlebih dahulu.Contoh wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak kesulitan waktu melahirkan.
·         Sikap
Diperoleh dari diri sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan yang nyata.
Nilai
Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.
a.       Orang penting sebagai referensi
Contoh, untuk anak-anak sekolah gurulah yang menjadi panutan perilaku mereka.
b.      Sumber-sumber daya
Sumber daya disini mencakup fasilitas uang, waktu, tenaga.Misalnya, pelayanan puskesmas dapat berpengaruh positif terhadap perilaku.
c.       Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.
Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku ini.Misalnya alasan masyarakat tidak mau berobat kepuskesmas.Mungkin karena tidak percaya terhadap puskesmas, mungkin takut pada dokternya, mungkin tidak tahu fungsinya puskesmas.
Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut :
B = f (TF, PR. R, C )
Keterangan :
B = behavior
f  = fungsi
TF = thoughts and feeling
PR = personal reference
R = resources
C = cultural
Contoh :
Seseorang yang tidak mau membuat jamban keluarga, atau tidak mau buang air besar dijamban, mungkin Karena ia mempunyai pemikiran dan perasaan yang tidak enak kalau buang air besar dijamban (thoughts and feeling). Atau barangkali karena tokoh idolanya juga tidak membuat jamban keluarga sehingga tidak ada orang yang menjadi referensinya (personal reference). Factor lain juga mungkin karena langkah sumber-sumber yang diperlukan atau tidak mempunyai biaya untuk membuat jamban keluarga (resources). Factor lain karena kebudayaan (cultural), bahwa jamban keluarga belum merupakan budaya masyarakat.
G.    TEORI PERUBAHAN PERILAKU
Health Belief Model
Model ini didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Health Belief Model didasarkan atas 3 faktor :
·         Kesiapan Individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil resiko kesehatan.
·         Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
·         Perilaku itu sendiri.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman , dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.
H.    KONSEP PERILAKU
1)        Skinner (1938) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang dan respon. Ia membedakan adanya 2 respon, yakni :
a.       Respondent Respon atau Reflexive Respon
Adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Perangsangan seperti ini disebut eliciting stimuli karena menimbulkan respon-respon yang relative tetap. Misalnya makanan lezat menimbulkan air liur, cahaya kuat menimbulkan mata tertutup. Respondent Respon mencakup :
§ Emotional respons
Timbul karena ada hal yang kurang mengenakan organisme bersangkutan. Misalnya, menangis karena sedih atau sakit,  muka merah (takanan darah meningkat karena marah).
§ Emosi respon
Timbul karena hal yang mengenakan .Misalnya, tertawa, bejingkat-jingkat karena senang.
b.      Operant Respons atau Instrumental Respon
Adalah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimuli  atau reinforce karena perangsang tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Misalnya, seorang anak telah melakukan sesuatu perbuatan kemudian memperoleh hadiah maka ia akan menjadi lebih giat belajar atau akan lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut.
·         Respon pertama ( respondent respon atau respondent behavior )
Sangat terbatas keberadaannya karena hubungan yang pasti antar stimulus dan respon kemungkinan untuk memodifikasi adalah sangat kecil.
·         Respon kedua (Operant respons)
Bagian terbesar dari perilaku manusia dan kemungkinan untuk memodifikasi sangat besar bahkan dapat dikatakan tidak terbatas.
Fokus teori Skinner adalah pada respon atau jenis perilaku yang kedua ini.
1.      Prosedur Pembentukan Perilaku
Prosedur pembentukan perilaku menurut skinner adalah sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforce berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.
b.Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforce.
d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Sebagai ilustrasi, misalnya dikehandaki agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur. Untuk berperilaku seperti ini maka anak tersebut harus :
1.      Pergi ke kamar mandi sebelum tidur
2.      Mengambil sikat dan odol
3.      Mengambil air dan berkumur
4.      Melaksanakan mengosok gigi
5.      Menyimpan sikat gigi dan odol
6.      Pergi ke kamar tidur
Kalau dapat diidentifikasi hadiah-hadiah(tidak berupa uang) bagi masing-masing komponen perilaku tersebut maka akan dapat dilakukan pembentukan kebiasaan tersebut.
Konsep-konsep behavior control, behavior teeraphy dan behavior modification yang dewasa ini berkembang adalah bersumber pada teori ini.
2.      Bentuk perilaku
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk dua macam, yakni :
a. Bentuk pasif
Adalah respon internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tiddak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Contoh lain seorang yang menganjurkan orang lain untuk mengikuti KB meskipun ia sendiri tidak ikut KB. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa perilaku itu masih terselubung.
b. Bentuk Aktif
Yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi langsung. Misalnya orang yang telah mengikuti KB dalam arti sudah menjadi akseptor KB.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalah respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung.
3.      Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan mencakup :
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit. Perilaku terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni :
§ Peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior). Misalnya, makan makanan yang bergizi, olah raga.
§ Pencegahan penyakit (health prevention behavior). Misalnya tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunnisasi. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
§ Pencarian pengobatan (health seeking behavior). Misalnya usaha-usaha mengobati penyakitnya sendiri atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantra, dokter praktek).
§ Pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior). Misalnya melakukan diet, mematuni anjuran-anjuran dokter.
b. Perilaku terhadap system pelayanan kesehatan.
Respon seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan(nutrition behavior)
Respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.

d.Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior)
Adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia.Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan itu sendiri. Perilaku ini antara lain mencakup :
§  Perilaku sehubungan air bersih termasuk didalamnya komponen, manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
§  Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut segi-segi hygiene, pemeliharaan teknik, dan penggunaannya.
§  Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair.
§  Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi, pencahayaan, lantai.
§  Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vector).
2)      Menurut Ensiklopedia Amerika
Perilaku diartikan sebagai suatu aksi atau reaksi organisme terhadap lngkungannya.Reaksi terjadi ketika ada suatu rangsangan.
3)      Robert Kwick (1974)
Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 :
§ Faktor intern
Mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar.
§ Faktor ekstern
Mencakup lingkungan sekitar, bsik fisik maupun non fisik seprti iklim, manusia, social ekonomi, kebudayaan.
2.2 PERILAKU SEHAT DAN PERILAKU SAKIT
Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.
Perilaku sehat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri , penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi.
Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat. Sesuai dengan persepsi tentang sakit dan penyakit maka perilaku sakit dan perilaku sehat bersifat subjektif.
Persepsi masyarakat tentang sehat sakit sangatlah dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu disamping unsur sosial budaya.
Berikut beberapa pengertian yang berkaitan dengan perilaku sehat dan perilaku sakit :
1.      Perilaku kesehatan
Hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau dengan kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi.
2.      Perilaku sakit (illness behavior)
Segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seorang individu yang merasa sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk disini kemampuan atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit serta usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.
3.      Perilaku Peran Sakit (the sick role behavior)
Segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping berpengaruh terhadap kesehatan / kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap orang lain terutama kepada anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggungjawabnya terhadap kesehatannya.
Saparinah Sadli (1982) menggambarkan individu dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi didalam suatu diagram.Keterangan :
a.       Perilaku kesehatan individu, sikap dan kebiasaan individu yang erat kaitannya dengan lingkungan.
b.      Lingkungan keluarga, kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai kesehatan.
c.       Lingkungan terbatas, tradisi adat istiadat dan kepercayaan masyarakat sehubungan dengan kesehatan
d.      Lingkungan umum, kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan.
Kosa dan Robertson mengatakan bahwa perilaku kesehatan cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap kondisi kesehatan yang diinginkan dan kurang berdasarkan pengetahuan biologi. Ada 4 klasifikasi kepercayaan orang terhadap kesehatan :
1.  Adanya suatu penilaian dari orang yang bersangkutan terhadap suatu gangguan atau ancaman kesehatan. Mereka akan menilai dengan kriteria subjektif.
2.  Timbulnya kecemasan karena adanya persepsi terhadap gangguan tersebut. Dari kecemasan itu akan menimbulkan bermacam-macam perilaku.
3.  Penerapan pengetahuan orang yang bersangkutan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan, khususnya mengenai gangguan yang dialaminya.
4.  Dilakukannya tindakan manipulative untuk meniadakan atau menghilangkan kecemasan atau gangguan tersebut.
2.3 PERSEPSI MASYARAKAT
Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan saat ini masih ada dimasyarakat dapat turun dari generasi ke generasi berikutnya bahkan dapat berkembang luas.
Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh didaerah rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat.
Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya.
Pelangaran dapat berupa menebang, membabat hutan, akan diganjar hukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, mengigil, dan muntah. Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara meminta ampun kepada penguasa hutan, kemudian memetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk diminum dan dioleskan keseluruh tubuh penderita.
Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah secara turun temurun. Misalnya, penyakit akibat kutukan Allah, makhluk ghaib, roh-roh jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang.
Pada sebagian penduduk Pulau jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air dimalam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria.

Powered By Blogger